blog-indonesia.com
Welcome Myspace Comments

Selasa, 12 Agustus 2008


"Buku Elektronik Sudah Dapat Diunduh"
(Buku Sekolah Elektronik (BSE))

"Namun, jika ditanya kesiapan Depdiknas, dalam e-book ini, saya bisa berani katakan sudah 100% siap, siswa dan guru serta masyarakat umum dapat mengaksesnya,'' ujar Lilik."

"Jika memang masih ada yang mengalami kendala, jelas Lilik, bukan berarti kesalahan dari jaringan e-book atau Pustekkom Depdiknas, tetapi juga perlu dilihat dari sisi lain yakni, user atau sumber daya manusianya, dan juga teknis komputernya. (Dik/OL-03)"

RE: "Jika memang masih ada yang mengalami kendala, jelas Lilik, bukan berarti kesalahan dari jaringan e-book atau Pustekkom Depdiknas" Apa maksudnya, walapun e-book (buku murah) tidak dapat dilaksanakan dengan baik bukan konsep DepDikNas yang salah? Errrr.....???

Maksudnya, walapun; "ketersambungan aliran listrik di Indonesia yang baru mencapai 40%", "para guru yang sudah melek teknologi hanya sekitar 10%-15%", dan hanya sebagian kecil sekolah dapat mengakses filesnya, dan untuk mencetak adalah mahal, nggak apa-apa?

Bagaimana kalau pemerintah di setiap propinsi mencetak buku-bukunya tanpa korupsi dan kolusi untuk semua sekolah, lebih murah kan? Hanya perlu kurang dari 40 CD kan? Tidak perlu repot dengan Internet kan? Lebih adil kan?

Kelihatannya dari semua segi BSE Online tidak masuk akal, tetapi jelas kita hanya percuma membahas BSE, dan kita harus menunggu dan melihat kenyataannya. Tetapi kasihan masyarakat!

Kunjungi situs PusTekKom, sangat informatif!
http://www.pustekkom.go.id
Apakah ini tanda mutu teknologinya?
"Peluncuran Buku Elektronik Batal"
(Buku Sekolah Elektronik (BSE))

"JAKARTA--MI: Pembatalan diluncurkannya program buku murah dan buku sekolah elektronik pada 2 Agustus lalu, menunjukkan kurang siapnya pemerintah dalam menyediakan infrastruktur jaringan dan fasilitas di sekolah-sekolah."

""Itu menunjukkan pemerintah, dalam hal ini Depdiknas, dan khususnya Mendiknas hanya omong kosong saja, terhadap kebijakan pendidikan. Hanya trial and error saja. Padahal, anggaran pendidikan cukup besar. Mendiknas harus menjelaskan kepada publik, dalam jumpa pers, kenapa itu terjadi," kata Tilaar."

Kapan DepDikNas akan sadar bahwa Internet bukan solusinya, dan mulai bekerja keras untuk mengatasi hal-hal yang betul penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita?

"Depdiknas Harus Berjiwa Besar Akui Kegagalan"
(Buku Sekolah & BSE)

"Jakarta, Kompas - Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, diminta berjiwa besar dan berani mengakui gagal dalam penyediaan buku pelajaran yang tidak membebani masyarakat. Kegagalan pemerintah untuk mengatasi persoalan buku pada setiap tahun ajaran baru jangan dialihkan kepada guru atau penerbit."

"Secara terpisah, di Jakarta Tim Pembinaan Aparatur (Binap) dan Verifikasi Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta menerima 1.097 pengaduan dari masyarakat, sebagian besar soal penjualan buku di sekolah. Tim Binap juga sudah memeriksa 28 kepala sekolah yang diduga menjual buku pelajaran di sekolah kepada murid-muridnya."

"Program e-book pun dinilai tidak tepat sasaran. Di Indonesia penyerapan pengguna internet baru mencapai tujuh persen. Buku-buku digital yang dibeli hak ciptanya oleh pemerintah hanya dapat dinikmati para siswa yang memiliki akses ke internet, yang kebanyakan berasal dari golongan keluarga berada di perkotaan."

"Dewan Buku Nasional Perlu Dibentuk"
(Buku Sekolah Elektronik)

"JAKARTA--MI: Kebijakan buku elektonik (e-book) dinilai tidak efektif menekan harga buku menjadi lebih murah. Untuk itu, Forum Guru Independen Indonesia (FGII) mendesak dibentuknya Dewan Perbukuan Nasional"

"Pada bagian lain, anggota Komisi X dari Fraksi PDIP Cyprianus Aoer mengatakan kebijakan buku elektronik tidak mencerminkan peta-peta wilayah Indonesia yang masih timpang dalam hal teknologi. Hal itu juga tercermin dari ketersambungan aliran listrik di Indonesia yang baru mencapai 40%"

"Apalagi, para guru yang sudah melek teknologi hanya sekitar 10%-15%"

Secara logik, BSE memang tidak dapat berhasil, kan? Internet hanya akan membesarkan jaraknya antara yang punya uang dan akses dan yang tidak.

Tetapi yang dapat mengakses BSE dapat dirugikan juga:
"Buku Matematik yang download beberapa hari yang lalu total halaman termasuk pengantar dan semuanya 289 halaman. Dengan demikian biaya yang diperlukan semuanya adalah cover Rp.20.000+Rp.115600 (print halaman 144 (289/2)xRp.800)= Rp135.000" - Satu buku???

Kelihatannya Buku Sekolah Elektronik (BSE) hanya menguntungkan Internet Service Provider2 (Pengusaha Penyelenggara Jasa Internet).

Kapan DepDikNas akan sadar bahwa Internet bukan solusinya, dan mulai bekerja keras untuk mengatasi hal-hal yang betul penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita?

Tidak ada komentar: